Jumat, 22 April 2022

Teori dan Strategi Pembelajaran Pendidikan Teknologi dan Kejuruan




Filosofi Pendidikan Kontemporer

• Suatu model pembelajaran, secara hirarkis merupakan derivat dari kurikulum yang disusun berlandasakan hasil-hasil pembaharuan (reform) terkini dalam bidang pendidikan.  Oleh sebab itu, pembahasan landasan filosofi dari model pembelajaran PTK ini, akan lebih bermakna jika diawali dengan pembahasan tentang filosofi pendidikan yang mendasari penyusunan kurikulum.

• Filosofi pendidikan  memegang peranan yang sangat penting dalam suatu pengembangan kurikulum.

• Filosofi pendidikan bagi perancang kurikulum merefleksikan pengalaman hidup, pikiran, latar belakang sosial dan ekonomi, pendidikan dan pandangannya tentang manusia.

• Salah satu fungsi dari filosofi pendidikan sebagai basis dari langkah awal pengembangan kurikulum.

• Pandangan filosofi yang dianut oleh perancang kurikulum sangat mempengaruhi orientasi dan karakter dari kurikulum yang dibangunnya.

• Terdapat empat aliran utama dalam filosofi pendidikan

yakni perennialism, essentialism, progressivism dan reconstructionism  (McCutcheon: 1995: 15) . Tradisional: Perennialism, berbasis idealism dan Essentialism, berbasis realism

 Kontemporer: Progressivism, berbasis pragmatism dan Reconstructionism, berbasis pragmatism

Pengajajaran Kontemporer

• Penggunaan filosofi pendidikan kontemporer sebagai landasan pengembangan kurikulum modern akan menuntut perlunya pengembangan model-model pengajaran kontemporer.

• Joyce, Weil & Calhoun (2008: 25) membagi modelmodel pengajaran kontemporer ke dalam empat kategori yakni pemrosesan informasi, sosial, personal, dan sistem perilaku.

• Model-model pengajaran dalam kategori pemrosesan informasi meliputi: berpikir induktif (inductive thinking), pencapaian konsep (concept attainment),the picture-word inductive model atau PWIM, inkuiri ilmiah (scientific inquiry), pelatihan inkuiri (inquiry training), mnemonics, synectics dan advance organizers.

• Untuk kategori sosial, model-model pengajaran yang terkandung di dalamnya meliputi:

(1)   pasangan dalam belajar (partner in learning) yang terdiri atas ketergantungan positif (positive interdependence) dan inkuiri terstruktur; 

(2)   investigasi kelompok;

(3)   bermain peran; dan

(4)   inkuiri yurisprudensi.

• Model-model pengajaran yang termasuk dalam kategori personal terdiri atas:

(1)   pengajaran tidak langsung (nondirective teaching), dan             

(2)   peningkatan harga diri (enhancing self-esteem).

 • Sedangkan model-model pengajaran dalam kategori sistem perilaku terdiri atas: mastery learning, direct instruction, simulation, social learningdan programmed schedule.

Filosofi Pendidikan Perennialism

• Perennialism menggunakan basis filosofi realism dengan tujuan mendidik orang agar dapat berpikir rasional dan dapat mengolah intelektualitasnya.

 • Menurut filosofi ini, pengetahuan merupakan faktafakta yang bersifat permanen/abadi, dan berpusat pada studi masa lalu.

• Filosofi ini memandang bahwa guru harus:                 

1.      membantu siswa berpikir rasional;

2.      berinteraksi menggunakan metode Sokratesdan oral; serta

3.      memberikan pengajaran secara eksplisit untuk nilainilai tradisional.

• Kurikulum yang dihasilkan dengan landasan ini memiliki orientasi klasikal, analisis teks, dan konstan.

• Dalam aturan mengajar, filosofi ini berpandangan bahwa guru adalah pemegang otoritas dalam bidangnya dan pengajaran nilai-nilai tradisional dilakukan secara eksplisit.

 • Kurikulum yang dihasilkan melalui landasan filosofi ini berorientasi pada pembentukan keterampilan dan pencapaian terhadap pelajaran pokok (bahasa, aritmetika, sains, dan sejarah).

• Perennialism menggunakan basis filosofi realism dengan tujuan mendidik orang agar dapat berpikir rasional dan dapat mengolah intelektualitasnya.

 • Menurut filosofi ini, pengetahuan merupakan faktafakta yang bersifat permanen/abadi, dan berpusat pada studi masa lalu.

 • Filosofi ini memandang bahwa guru harus:                

(1)   membantu siswa berpikir rasional;

(2)   berinteraksi menggunakan metode Sokratesdan oral; serta

(3)   memberikan pengajaran secara eksplisit untuk nilainilai tradisional.

• Kurikulum yang dihasilkan dengan landasan ini memiliki orientasi klasikal, analisis teks, dan konstan.

Filosofi Pendidikan Essentialism

• Essentialism menggunakan basis filosofi idealism dan realismserta bertujuan mendorong pertumbuhan intelektual ke arah tercapainya kompetensi seseorang.

 • Dalam pandangan filosofi ini, pengetahuan yang disampaikan berupa keterampilan pokok dan halhal yang bersifat akademik, serta menekankan pada penguasaan konsep dan prinsip dari materi yang dipelajari.

• Dalam aturan mengajar, filosofi ini berpandangan bahwa guru adalah pemegang otoritas dalam bidangnya dan pengajaran nilai-nilai tradisional dilakukan secara eksplisit.

 • Kurikulum yang dihasilkan melalui landasan filosofi ini berorientasi pada pembentukan keterampilan dan pencapaian terhadap pelajaran pokok (bahasa, aritmetika, sains, dan sejarah).

Filosofi Pendidikan Progressivism

• Progressivismmerupakan filosofi dengan dasar pragmatism, yang memiliki tujuan mendorong kehidupan sosial yang demokratis.

• Filosofi ini berpandangan bahwa pengetahuan yang diperoleh:

(1)   digunakan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan siswa;

(2)   merupakan keterampilan proses belajar hidup; dan

(3)   merupakan hasil dari  proses belajar aktif.

• Dalam filosofi ini, guru merupakan pemandu dalam penyelesaian masalah dan proses penyelidikan (inkuiri) ilmiah.

 • Kurikulum yang dihasilkan melalui dasar ini, berfokus pada minat siswa, melibatkan urusan dan masalah-masalah manusia, melibatkan pelajaranpelajaran pokok yang bersifat interdisipliner dan menggunakan proyek sebagai bentuk aktivitas belajar.

Filosofi Pendidikan Reconstructionism

• Reconstructionism adalah filosofi pendidikan dengan dasar pragmatism yang bertujuan memperbaiki dan merekonstruksi masyarakat untuk perubahan dan pembaharuan sosial.

 • Dalam pandangan filosofi ini, pengetahuan yang diperoleh merupakan keterampilan-keterampilan dan hal-hal yang dibutuhkan untuk mengenal dan menyelesaikan masalah-masalah yang berkembang di masyarakat.

• Filosofi ini juga berpandangan bahwa belajar adalah proses aktif  yang peduli terhadap masyarakat terkini dan masa depan.

 • Dalam pengajaran, paham ini berpandangan bahwa guru adalah agen perubahan dan pembaharuan, bertindak sebagai pengarah dalam proyek-proyek siswa dan sekaligus sebagai leader dalam kegiatan penelitian bersama, membantu siswa membangkitkan kepedulian terhadap problem-problem yang dihadapi manusia.

 • Kurikulum yang dihasilkan melalui landasan ini menekankan pada ilmu sosial dan metode penelitian sosial; penilaian masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik; berpusat pada trendsekarang dan masa depan; serta masalah-masalah rasional dan internasional.

Landasan Filosofi Pendidikan Vokasi

16-Dalil Prosser 

Charles Prosser hidup antara 1871 sampai dengan 1952. Menurut pandangan Prosser, ilmu pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari satu bidang pembelajaran ke bidang pembelajaran yang lain, dan pembelajaran akan efektif jika dilaksanakan secara khusus dan langsung pada permasalahannya. Prosser membedakan pendidikan menengah umum dengan pendidikan menengah kejuruan. Prosser memperkenalkan sekolah untuk bekerja, dimana siswa dibawa untuk mempelajari latihan dan proyek seperti kondisi kerja yang nyata di industri. Prosser terkenal dengan 16 teori dalam pendidikan kejuruannya.

v  Dalil 1

Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih merupakan replika lingkungan dimana nanti ia akan bekerja.

v  Dalil 2

Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat dan mesin yang sama seperti yang ditetapkan di tempat kerja.

v  Dalil 3

Pendidikan kejuruan akan efektif jika dapat melatih seseorang dalam kebiasaan berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri.

v  Dalil 4

Pendidikan kejuruan akan efektif jika dapat menjadikan setiap individu mampu mengembangkan minatnya, pengetahuannya dan keterampilannya pada tingkat yang paling tinggi.

v  Dalil 5

Pendidikan kejuruan yang efektif untuk setiap profesi, jabatan atau pekerjaan hanya dapat diberikan kepada seseorang yang memerlukannya, yang menginginkannya dan yang mendapat untung darinya.

v  Dalil 6

Pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berpikir yang benar diulangulang sehingga sesuai seperti yang diperlukan dalam pekerjaan nantinya.

v  Dalil 7

Pendidikan kejuruan akan efektif jika gurunya telah mempunyai pengalaman yang sukses dalam penerapan keterampilan dan pengetahuan pada operasi dan proses kerja yang akan dilakukan.

v  Dalil 8

Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh seseorang agar dia tetap dapat bekerja pada jabatan tersebut.

v  Dalil 9

Pendidikan kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar.

v  Dalil 10

Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada siswa akan tercapai jika pelatihan diberikan pada pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat nilai).

v  Dalil 11

Sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi pelatihan pada suatu okupasi tertentu adalah dari pengalaman para ahli okupasi tersebut.

v  Dalil 12

Setiap pekerjaan mempunyai ciri-ciri isi (body of content) yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain.

v  Dalil 13

Pendidikan kejuruan akan merupakan layanan sosial yang efisien jika sesuai dengan kebutuhan seseorang yang memang memerlukan dan memang paling efektif jika dilakukan lewat pengajaran kejuruan.

v  Dalil 14

Pendidikan kejuruan akan efisien jika metode pengajaran yang digunakan dan hubungan pribadi dengan peserta didik mempertimbangkan sifat-sifat peserta didik tersebut.

v  Dalil 15

Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien jika luwes.

v  Dalil 16

Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi maka pendidikan kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi.

 

Teori Belajar




A.     Behaviorisme:  Practice, Reinforcement, Punishment, Active Learning, Shaping, Modeling.

·         John Locke: anak lahir tidak memiliki warna Mental; Pengalaman perilaku, pengetahuan, kepribadian, temperamen.

·         Edward Lee Thorndike: Belajar peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi stimulus-respon. Teori Connectionism: eksperimen Trial-Error: Ciri Aktivitas, respons berbagai situasi, eliminasi respons salah, kemajuan reaksi pencapaian tujuan

B.     Kognitivisme: Discovery learning, Learner Centered, Meaningfullness, Prior Knowledge, Active Learning.

• Kotak Hitam pikiran harus dibuka dan dipahami

• Peserta didik Prosesor informasi

• Pemrosesan Informasi: Masukan Proses Hasil

 

C.     Konstruktivisme: Scaffolding, Zone of Proximal Development, Learning in Social Context.

Menurut Sampoerna University, Teori Belajar Konstruktivisme merupakan teori pembelajaran dasar yang mengembangkan kemampuan logis dan analitis murid yang berdasar pada pengalaman serta lingkungan sekitar.

Ciri-ciri Pembelajaran Konstruktivisme

Untuk dapat mengenali pendekatan belajar konstruktivisme, berikut kami berikan khusus untuk Sobat Bintang beberapa karakteristik dari pembelajaran konstruktivisme:

a.       Aktivitas terfokus pada proses belajar, bukan proses mengajar

b.      Melibatkan siswa ke dalam situasi nyata

c.       Membiasakan siswa menjadi individu yang kooperatif

d.      Memicu inisiatif, kemandirian, dan kemauan belajar

e.       Memperhatikan sikap serta keyakinan siswa dalam belajar

f.       Mendorong rasa ingin tahu dan pola pikir kritis

g.      Mendukung siswa mencipta sesuatu yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

h.      Menunjukkan pentingnya peran konteks dalam pembelajaran

i.        Penilaian menekankan pada pemahaman dan kinerja siswa

j.        Proses belajar melakukan penyelidikan

k.      Membentuk masyarakat belajar yang berkelompok

Tujuan Pembelajaran Konstruktivisme

Teori belajar dan contohnya yang telah disebutkan di atas berdasarkan konsep konstruktivisme dapat memberikan hasil akhir sebagai berikut.

·         Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi secara aktif terhadap benda konkrit dan artifisial di sekitarnya

·         Mengembangkan kemampuan siswa mengajukan pertanyaan dan menyimpulkan pertanyaannya

·         Membantu siswa mengembangkan pengertian serta pemahaman konsep secara lengkap

·         Menciptakan siswa dengan kemampuan berpikir mandiri

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Implementasi bimbingan karir di sekolah dalam peningkatan pemahaman peserta didik di sekolah dasar dalam menentukan karir sejak dini

    Implementasi bimbingan karir di sekolah dalam peningkatan pemahaman peserta didik di sekolah dasar dalam menentukan karir sejak dini...