Filosofi Pendidikan Kontemporer
• Suatu model pembelajaran, secara hirarkis merupakan derivat dari
kurikulum yang disusun berlandasakan hasil-hasil pembaharuan (reform) terkini
dalam bidang pendidikan. Oleh sebab itu,
pembahasan landasan filosofi dari model pembelajaran PTK ini, akan lebih
bermakna jika diawali dengan pembahasan tentang filosofi pendidikan yang
mendasari penyusunan kurikulum.
• Filosofi pendidikan
memegang peranan yang sangat penting dalam suatu pengembangan kurikulum.
• Filosofi pendidikan bagi perancang kurikulum merefleksikan
pengalaman hidup, pikiran, latar belakang sosial dan ekonomi, pendidikan dan
pandangannya tentang manusia.
• Salah satu fungsi dari filosofi pendidikan sebagai basis dari
langkah awal pengembangan kurikulum.
• Pandangan filosofi yang dianut oleh perancang kurikulum sangat
mempengaruhi orientasi dan karakter dari kurikulum yang dibangunnya.
• Terdapat empat aliran utama dalam filosofi pendidikan
yakni perennialism, essentialism, progressivism dan
reconstructionism (McCutcheon: 1995: 15)
. Tradisional: Perennialism, berbasis idealism dan Essentialism, berbasis
realism
Kontemporer: Progressivism,
berbasis pragmatism dan Reconstructionism, berbasis pragmatism
Pengajajaran Kontemporer
• Penggunaan filosofi pendidikan kontemporer sebagai landasan
pengembangan kurikulum modern akan menuntut perlunya pengembangan model-model
pengajaran kontemporer.
• Joyce, Weil & Calhoun (2008: 25) membagi modelmodel
pengajaran kontemporer ke dalam empat kategori yakni pemrosesan informasi,
sosial, personal, dan sistem perilaku.
• Model-model pengajaran dalam kategori pemrosesan informasi
meliputi: berpikir induktif (inductive thinking), pencapaian konsep (concept
attainment),the picture-word inductive model atau PWIM, inkuiri ilmiah
(scientific inquiry), pelatihan inkuiri (inquiry training), mnemonics,
synectics dan advance organizers.
• Untuk kategori sosial, model-model pengajaran yang terkandung di
dalamnya meliputi:
(1)
pasangan dalam belajar (partner in
learning) yang terdiri atas ketergantungan positif (positive interdependence)
dan inkuiri terstruktur;
(2)
investigasi kelompok;
(3)
bermain peran; dan
(4)
inkuiri yurisprudensi.
• Model-model pengajaran yang termasuk dalam kategori personal
terdiri atas:
(1)
pengajaran tidak langsung
(nondirective teaching), dan
(2)
peningkatan harga diri (enhancing
self-esteem).
• Sedangkan model-model
pengajaran dalam kategori sistem perilaku terdiri atas: mastery learning,
direct instruction, simulation, social learningdan programmed schedule.
Filosofi
Pendidikan Perennialism
• Perennialism menggunakan basis filosofi realism dengan tujuan
mendidik orang agar dapat berpikir rasional dan dapat mengolah
intelektualitasnya.
• Menurut filosofi ini,
pengetahuan merupakan faktafakta yang bersifat permanen/abadi, dan berpusat
pada studi masa lalu.
• Filosofi ini memandang bahwa guru harus:
1.
membantu siswa berpikir rasional;
2. berinteraksi
menggunakan metode Sokratesdan oral; serta
3.
memberikan pengajaran secara
eksplisit untuk nilainilai tradisional.
• Kurikulum yang dihasilkan dengan landasan ini memiliki orientasi
klasikal, analisis teks, dan konstan.
• Dalam aturan mengajar, filosofi ini berpandangan bahwa guru
adalah pemegang otoritas dalam bidangnya dan pengajaran nilai-nilai tradisional
dilakukan secara eksplisit.
• Kurikulum yang dihasilkan
melalui landasan filosofi ini berorientasi pada pembentukan keterampilan dan
pencapaian terhadap pelajaran pokok (bahasa, aritmetika, sains, dan sejarah).
• Perennialism menggunakan basis filosofi realism dengan tujuan
mendidik orang agar dapat berpikir rasional dan dapat mengolah
intelektualitasnya.
• Menurut filosofi ini,
pengetahuan merupakan faktafakta yang bersifat permanen/abadi, dan berpusat
pada studi masa lalu.
• Filosofi ini memandang
bahwa guru harus:
(1)
membantu siswa berpikir rasional;
(2)
berinteraksi menggunakan metode
Sokratesdan oral; serta
(3)
memberikan pengajaran secara
eksplisit untuk nilainilai tradisional.
• Kurikulum yang dihasilkan dengan landasan ini memiliki orientasi
klasikal, analisis teks, dan konstan.
Filosofi
Pendidikan Essentialism
• Essentialism menggunakan basis filosofi idealism dan realismserta
bertujuan mendorong pertumbuhan intelektual ke arah tercapainya kompetensi
seseorang.
• Dalam pandangan filosofi
ini, pengetahuan yang disampaikan berupa keterampilan pokok dan halhal yang
bersifat akademik, serta menekankan pada penguasaan konsep dan prinsip dari
materi yang dipelajari.
• Dalam aturan mengajar, filosofi ini berpandangan bahwa guru
adalah pemegang otoritas dalam bidangnya dan pengajaran nilai-nilai tradisional
dilakukan secara eksplisit.
• Kurikulum yang dihasilkan
melalui landasan filosofi ini berorientasi pada pembentukan keterampilan dan
pencapaian terhadap pelajaran pokok (bahasa, aritmetika, sains, dan sejarah).
Filosofi
Pendidikan Progressivism
• Progressivismmerupakan filosofi dengan dasar pragmatism, yang
memiliki tujuan mendorong kehidupan sosial yang demokratis.
• Filosofi ini berpandangan bahwa pengetahuan yang diperoleh:
(1)
digunakan untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan siswa;
(2)
merupakan keterampilan proses
belajar hidup; dan
(3)
merupakan hasil dari proses belajar aktif.
• Dalam filosofi ini, guru merupakan pemandu dalam penyelesaian
masalah dan proses penyelidikan (inkuiri) ilmiah.
• Kurikulum yang dihasilkan
melalui dasar ini, berfokus pada minat siswa, melibatkan urusan dan
masalah-masalah manusia, melibatkan pelajaranpelajaran pokok yang bersifat
interdisipliner dan menggunakan proyek sebagai bentuk aktivitas belajar.
Filosofi
Pendidikan Reconstructionism
• Reconstructionism adalah filosofi pendidikan dengan dasar
pragmatism yang bertujuan memperbaiki dan merekonstruksi masyarakat untuk
perubahan dan pembaharuan sosial.
• Dalam pandangan filosofi
ini, pengetahuan yang diperoleh merupakan keterampilan-keterampilan dan hal-hal
yang dibutuhkan untuk mengenal dan menyelesaikan masalah-masalah yang berkembang
di masyarakat.
• Filosofi ini juga berpandangan bahwa belajar adalah proses
aktif yang peduli terhadap masyarakat
terkini dan masa depan.
• Dalam pengajaran, paham
ini berpandangan bahwa guru adalah agen perubahan dan pembaharuan, bertindak
sebagai pengarah dalam proyek-proyek siswa dan sekaligus sebagai leader dalam
kegiatan penelitian bersama, membantu siswa membangkitkan kepedulian terhadap
problem-problem yang dihadapi manusia.
• Kurikulum yang dihasilkan melalui landasan ini menekankan pada ilmu sosial dan metode penelitian sosial; penilaian masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik; berpusat pada trendsekarang dan masa depan; serta masalah-masalah rasional dan internasional.
Landasan Filosofi Pendidikan Vokasi
16-Dalil Prosser
Charles Prosser hidup antara 1871 sampai dengan 1952. Menurut
pandangan Prosser, ilmu pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari satu bidang
pembelajaran ke bidang pembelajaran yang lain, dan pembelajaran akan efektif
jika dilaksanakan secara khusus dan langsung pada permasalahannya. Prosser
membedakan pendidikan menengah umum dengan pendidikan menengah kejuruan.
Prosser memperkenalkan sekolah untuk bekerja, dimana siswa dibawa untuk
mempelajari latihan dan proyek seperti kondisi kerja yang nyata di industri.
Prosser terkenal dengan 16 teori dalam pendidikan kejuruannya.
v
Dalil 1
Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana siswa
dilatih merupakan replika lingkungan dimana nanti ia akan bekerja.
v
Dalil 2
Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana
tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat dan mesin yang sama seperti
yang ditetapkan di tempat kerja.
v
Dalil 3
Pendidikan kejuruan akan efektif jika dapat melatih seseorang dalam
kebiasaan berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu
sendiri.
v
Dalil 4
Pendidikan kejuruan akan efektif jika dapat menjadikan setiap
individu mampu mengembangkan minatnya, pengetahuannya dan keterampilannya pada
tingkat yang paling tinggi.
v
Dalil 5
Pendidikan kejuruan yang efektif untuk setiap profesi, jabatan atau
pekerjaan hanya dapat diberikan kepada seseorang yang memerlukannya, yang
menginginkannya dan yang mendapat untung darinya.
v
Dalil 6
Pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk
membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berpikir yang benar diulangulang
sehingga sesuai seperti yang diperlukan dalam pekerjaan nantinya.
v
Dalil 7
Pendidikan kejuruan akan efektif jika gurunya telah mempunyai
pengalaman yang sukses dalam penerapan keterampilan dan pengetahuan pada
operasi dan proses kerja yang akan dilakukan.
v
Dalil 8
Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh
seseorang agar dia tetap dapat bekerja pada jabatan tersebut.
v
Dalil 9
Pendidikan kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar.
v
Dalil 10
Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada siswa akan tercapai
jika pelatihan diberikan pada pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat nilai).
v
Dalil 11
Sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi pelatihan pada
suatu okupasi tertentu adalah dari pengalaman para ahli okupasi tersebut.
v
Dalil 12
Setiap pekerjaan mempunyai ciri-ciri isi (body of content) yang
berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
v
Dalil 13
Pendidikan kejuruan akan merupakan layanan sosial yang efisien jika
sesuai dengan kebutuhan seseorang yang memang memerlukan dan memang paling
efektif jika dilakukan lewat pengajaran kejuruan.
v
Dalil 14
Pendidikan kejuruan akan efisien jika metode pengajaran yang
digunakan dan hubungan pribadi dengan peserta didik mempertimbangkan
sifat-sifat peserta didik tersebut.
v
Dalil 15
Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien jika luwes.
v
Dalil 16
Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak
terpenuhi maka pendidikan kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi.
Teori Belajar
A.
Behaviorisme: Practice, Reinforcement, Punishment, Active
Learning, Shaping, Modeling.
·
John Locke: anak lahir tidak memiliki
warna Mental; Pengalaman perilaku, pengetahuan, kepribadian, temperamen.
·
Edward Lee Thorndike: Belajar
peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi stimulus-respon. Teori Connectionism:
eksperimen Trial-Error: Ciri Aktivitas, respons berbagai situasi, eliminasi
respons salah, kemajuan reaksi pencapaian tujuan
B.
Kognitivisme: Discovery learning,
Learner Centered, Meaningfullness, Prior Knowledge, Active Learning.
• Kotak Hitam pikiran harus dibuka dan dipahami
• Peserta didik Prosesor informasi
• Pemrosesan Informasi: Masukan Proses Hasil
C.
Konstruktivisme: Scaffolding, Zone
of Proximal Development, Learning in Social Context.
Menurut Sampoerna
University, Teori Belajar Konstruktivisme merupakan teori pembelajaran dasar yang mengembangkan
kemampuan logis dan analitis murid yang berdasar pada pengalaman serta
lingkungan sekitar.
Ciri-ciri
Pembelajaran Konstruktivisme
Untuk dapat mengenali pendekatan belajar
konstruktivisme, berikut kami berikan khusus untuk Sobat Bintang beberapa
karakteristik dari pembelajaran konstruktivisme:
a. Aktivitas terfokus pada proses belajar, bukan proses
mengajar
b. Melibatkan siswa ke dalam situasi nyata
c. Membiasakan siswa menjadi individu yang kooperatif
d. Memicu inisiatif, kemandirian, dan kemauan belajar
e. Memperhatikan sikap serta keyakinan siswa dalam
belajar
f. Mendorong rasa ingin tahu dan pola pikir kritis
g. Mendukung siswa mencipta sesuatu yang sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai
h. Menunjukkan pentingnya peran konteks dalam
pembelajaran
i.
Penilaian
menekankan pada pemahaman dan kinerja siswa
j.
Proses
belajar melakukan penyelidikan
k. Membentuk masyarakat belajar yang berkelompok
Tujuan Pembelajaran Konstruktivisme
Teori belajar dan contohnya yang telah disebutkan di
atas berdasarkan konsep konstruktivisme dapat memberikan hasil akhir sebagai
berikut.
·
Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi secara aktif terhadap benda konkrit
dan artifisial di sekitarnya
·
Mengembangkan
kemampuan siswa mengajukan pertanyaan dan menyimpulkan pertanyaannya
·
Membantu
siswa mengembangkan pengertian serta pemahaman konsep secara lengkap
·
Menciptakan
siswa dengan kemampuan berpikir mandiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar