Menurut Dictionary of Education, Pendidikan adalah:
1. Proses yang dialami seseorang dalam mengembangkan kemampuan, sikap, dan
bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat di mana ia hidup
2. Proses sosial di mana seseorang terpengaruh oleh lingkungan yang
terpilih dan terkontrol, khususnya yang datang dari sekolah, sehingga ia dapat
memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan individu yang optimum
Dalam hal ini
pendidikan tidak dipandang hanya sebagai usaha pemberian informasi dan
keterampilan saja, namun diperluas sehingga mencakup usaha untuk mewujudkan
keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu sehingga pola hidup pribadi dan
sosial memuaskan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting
terhadap diri individu serta kebudayaan suatu masyarakat.
1. Di Indonesia terdapat 3 jenjang pendidikan: Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi.
Pendidikan umum sangat dibutuhkan oleh semua peserta didik dan merupakan dasar pendidikan yang esensial bagi kehidupan mereka sebagai warganegara, oleh karena itu pendidikan umum dapat juga disebut pendidikan kehidupan atau Education for living
3. Pendidikan umum menerima siapa saja yang ingin dididik tanpa
mempertimbangkan minat atau bakat atau keadaan fisik peserta didik. Pendidikan
ini tidak mempersiapkan peserta didik untuk bekerja, tetapi mereka dipersiapkan
dengan sejumlah wawasan pengetahuan sebagai bekal untuk masuk ke jenjang yang
lebih tinggi. Dengan perkataan lain, pendidikan umum berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik, yaitu: sikap, pengetahuan, keterampilan
secara umum, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan yang
lebih tinggi.
Pendidikan kejuruan adalah bagian dari
pendidikan yang mencetak individu agar dia dapat bekerja pada kelompok tertentu
(Evan, 1978). Pendidikan kejuruan
suatu program yang berada di bawah pendidikan tinggi yang diorganisasi
menyiapkan peserta didik untuk memasuki dunia kerja tertentu atau meningkatkan
pekerjaan dalam dunia kerja (Good, 1959). Pendidikan kejuruan dapat diklasifikasikan
ke dalam jenis pendidikan khusus (specialized education) karena kelompok
pelajaran atau program yang disediakan hanya dipilih oleh orang-orang yang
memiliki minat khusus untuk mempersiapkan dirinya bagi lapangan kerja di masa
mendatang. Agar di
lapangan kerja khusus ini orang dapat sukses, maka pendidikan kejuruan
dimaksudkan untuk menyiapkan tenaga terampil yang dibutuhkan di masyarakat.
Terdapat tiga istilah terkait pendidikan khusus ini, yaitu pendidikan
teknologi (technical education), pendidikan kejuruan (vocational
education), dan pendidikan karir (career education).
Dalam hal ini Wenrich (1974) menambahkan satu istilah lagi yaitu pendidikan
profesional (professional education). Untuk yang terakhir ini
dapat mencakup pendidikan calon dokter, calon insinyur, calon ahli hukum, ahli
kerja social, dll.
• Pendidikan teknologi yang dibedakan dari pendidikan kejuruan, sebenarnya
menyangkut untuk siapa pendidikan itu diperuntukkan. Pendidikan teknologi
disediakan untuk para lulusan pasca sekolah menengah atau sederajat (post-secondary),
sedangkan pendidikan kejuruan adalah untuk sekolah menengah, sedangkan
pendidikan profesional merupakan pendidikan tingkat universitas.
• Pendidikan karir mempunyai arti yang lebih luas dari pendidikan khusus.
Pendidikan karir merupakan proses pengembangan sejak masa kanak-kanak, yakni
pada waktu mereka menduduki taman kanak-kanak.
• Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan khusus/spesial yang sangat
penting dalam suatu masyarakat umum, maupun masyarakat dunia usaha/pasar kerja.
Lembaga mempersiapkan tenaga kerja selaras dengan adanya tuntutan masyarakat
akan adanya kerja. Manusia menuntut adanya pekerjaan karena adanya kebutuhan
(need), perlu aktivitas, kebebasan, kekuasaan, pengakuan social dan rasa
senang.
Fraser mengatakan bahwa manusia terdorong kerja
karena adanya tiga aspek, yaitu: material, kerja sama, dan jati diri (ego). Maslow
(1994) menyatakan bahwa dorongan untuk kerja karena psikologi, keamanan, rasa
memiliki, dan cinta, kepentingan-respek harga diri serta kebebasan, ingin
informasi, mengerti, kecintaan dan keindahan aktivitas pribadi. Sedemikian
mendesaknya manusia akan perlunya kerja, dapat diartikan sedemikian mendesaknya
manusia akan keberadaan pendidikan untuk persiapan kerja.
Helmut Nolker & Schoenfield :” Masalah
besar yang dihadapi generasi muda Indonesia pada waktu mendatang adalah
lapangan kerja, dimana mereka dapat berkembang menjadi manusia dewasa. Hanya
sedekit orang muda, lewat pendidikan di dalam dan di luar negeri, berhasil
menduduki posisi sentral di dalam berbagai lembaga kemasyarakatan dan di bidang
profesional. Sedangkan sisanya harus berusaha dengan berbagai cara meningkatkan
keterampilan di berbagai bidang usaha agar bisa bertahan menghadapi tantangan
kehidupan. Pendidikan kejuruan merupakan bantuan yang sangat berharga bagi
generasi muda untuk berpartisipasi dalam kehidupan majemuk; penuh dengan spesialisasi
dan diversifikasi.
Slamet PH (1990) memberi penjelasan tentang
arti pentingnya pendidikan kejuruan:
bagi Peserta didik, adalah untuk:
1. persiapan untuk kerja
2. perbaikan konsep diri
3. pengembangan kepemimpinan
4. persiapan untuk belajar lebih lanjut
5. memberi dasar untuk mencari penghasilan
6. persiapan karir lebih lanjut
7. penyesuaian terhadap perubahan.
Bagi Organisasi/institusi, adalah untuk :
1. memberikan pekerja yang terampil
2. memberikan etos kerja yang tinggi
3. meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja
4. menghemat biaya operasional
Bagi Masyarakat, adalah:
1. meningkatkan penghasilan
2. mengurangi pengangguran
3. menciptakan penduduk yang lebih baik.
Bagi Bangsa Indonesia, adalah:
1. diselaraskan dengan kebutuhan pembangunan.
2. Pendidikan kejuruan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pendidikan nasional. Karena itu peran sertanya dalam memberikan pelayanan bagi
semua warga masyarakat pada berbagai usia kerja dalam kaitannya dengan berbagai
kebiatan/bidang usaha, merupakan suatu keharusan dan kebutuhan nasional.
3. Pelayanan pendidikan kejuruan yang efektif dan berhasil secara nasional
akan turut meningkatkan taraf dan mutu kehidupan individu dalam aspek-aspek
sosial, ekonomi, dan politik, baik tingkat daerah maupun nasional.
Pendidikan kejuruan dapat merupakan pendidikan
yang efektif bilamana dapat memenuhi kriteria, sebagai berikut:
1. mensyaratkan siswa yang telah mampu membaca dan menulis dan bermotivasi
menjadi warga negara yang baik
2. pendidikan kejuruan sangat tepat diberikan pada tingkatan lanjutan atas,
dengan tidak menutup kemungkinan untuk diberikan pada tingkat sebelumnya
3. pendidikan kejuruan tepat diberikan kepada lulusan SLTA yang ingin
memperoleh pengetahuan dan keterampilan, di bidang pekerjaan tertentu.
Pendidikan kejuruan dapat merupakan pendidikan
yang efektif bilamana dapat memenuhi kriteria, sebagai berikut:
1. mensyaratkan siswa yang telah mampu membaca dan menulis dan bermotivasi
menjadi warga negara yang baik
2. pendidikan kejuruan sangat tepat diberikan pada tingkatan lanjutan atas,
dengan tidak menutup kemungkinan untuk diberikan pada tingkat sebelumnya
3. pendidikan kejuruan tepat diberikan kepada lulusan SLTA yang ingin
memperoleh pengetahuan dan keterampilan, di bidang pekerjaan tertentu.
4. pendidikan kejuruan sangat baik bagi para pemuda dan orang dewasa yang
sudah bekerja untuk mengembangkan keterampilan baru atau untuk meningkatkan
keterampilan yang telah dimilikinya
5. pendidikan kejuruan dapat menyediakan program khusus para pemuda atau
orang dewasa yang memerlukan keterampilan khusus.
6. pendidikan kejuruan harus mengembangkan standar input, yang terdiri
dari:
a.
Siswa: harus mempunyai sikap, bakat, kemampuan,
dan motivasi untuk berhasil dalam program
b.
Guru: harus mendapatkan latihan yang cukup,
pengalaman, pengetahuan dan teknologi serta cara mengajar keterampilan.
c.
Alat: harus sesuai dengan peralatan yang
tersedia di lapangan kerja.
d.
Materi Pelajaran: harus lengkap dan memadai.
7. pendidikan kejuruan dapat mengembangkan standar output yang terdiri
dari:
a.
pengetahuan dan keterampilan khusus.
b.
Penampilan di bidangnya
c.
Kemampuan menyebarluaskan pengetahuan kepada
masyarakat.
8. program pendidikan kejuruan adalah realistik dan berkaitan dengan
pasaran kerja (teknik, industri, managemen, ekonomi, administrasi jasa,
dllnya).
a.
Pendidikan kejuruan atau vocational
education dan pendidikan umum atau practical arts education, sering
juga disebut “special education” (pendidikan khusus) dan “general
education” (pendidikan umum), keduanya sangat penting dalam penyediaan
tenaga kerja.
b. Pendidikan umum didefinisikan sebagai pendidikan dalam rangka membekali peserta didik di dalam mendapatkan pengetahuan yang bersifat umum untuk kehidupan manusia. Sedangkan pendidikan kejuruan didefinisikan sebagai pendidikan khusus yang memberikan pengalaman langsung pada peserta didik, terutama bagi yang berminat dalam hal berbagai bidang khusus atau pada bidang kejuruan.
Hubungan Pendidikan Kejuruan dan Pendidikan
Umum
Miller (1986): sangat diutamakan terhadap
filosofinya
America Vocational Association (1974): filosofi pada kualitas program
pendidikan kejuruan adalah meliputi prinsip, isu-isu, konsep, dan dasar- dasar
pertimbangan yang dihubungkan dengan pendidikan kejuruan pada umumnya.
Prinsip pendidikan kejuruan didefinisikan
sebagai generalisasi untuk menyiapkan dan pelayanan arahan untuk program dan
konstruksi kurikulum, evaluasi, seleksi praktik instruksional, dan kebijakan
pembangunan.
Dengan kata lain: para praktisi pendidikan
kejuruan dapat merencanakan/membuat program dan kurikulum pendidikan, evaluasi,
dan proses pembelajaran maupun kebijaksanaan lain yang dikembangkan berdasarkan
kepentingan dan perkembangan zaman atau IPTEK.
Prinsip pendidikan kejuruan menurut Miller
(1986):
1. Bimbingan merupakan unsur penting dalam pendidikan kejuruan. Lebih jauh dari itu dengan bimbingan melalui
pendidikan kejuruan dapat diberikan bimbingan dan tuntunan kepada masyarakat
dalam rangka hidup dan kehidupannya.
2. Belajar seumur hidup dipromosikan melalui pendidikan kejuruan. Prinsip
belajar seumur hidup atau secara terus menerus dapat ditingkatkan melalui
pendidikan kejuruan. Dengan adanya perkembangan IPTEK dan perubahan zaman,
melalui pendidikan kejuruan masyarakat akan selalu dapat menyesuaikan,
mengantisipasi dan adaptif.
3. Kebutuhan masyarakat dicerminkan oleh program pendidikan kejuruan.
Segala kebutuhan masyarakat akan terpenuhi oleh pendidikan kejuruan, baik untuk
kepentingan individu, masyarakat, maupun nasional. Hal ini tergambarkan dari
pendapat Presiden National Metal Trades Association:
Kebutuhan dari pendidikan kejuruan di Amerika sangat besar, dan efisiensi
industri masa depan dapat berkembang secara hebat melalui sistem pelatihan
kejuruan (vocational training)
4. Pendidikan kejuruan terbuka bagi semua. Pendidikan ini terbuka untuk
semua masyarakat tanpa kecuali, tanpa membedakan yang kaya atau miskin, pria
ataupun wanita. Hal ini senada dengan Prosser, Snedden, Dewey, Gompers, dan
lain-lain yang mengatakan : “....... Pendidikan kejuruan sangat potensial untuk
menjadikan pendidikan masyarakat lebih demokrasi” Pendidikan kejuruan
memberikan kebebasan individu/masyarakat untuk menentukan alternatif pilihan
pendidikannya maupun keahliannya sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan yang
dimiliki, dan dikatakan pula “...... vocational education is intended to
serve people of all ages”
5. Penempatan di dalam langkah berikutnya adalah suatu tanggung jawab
pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan lebih bertanggungjawab dalam mencetak
dan membentuk individu/masyarakat untuk dapat menduduki atau menempati di dalam
berbagai bidang pekerjaan atau jabatan di dalam hidupnya. Asumsi dari
pernyataan ini dikemukakan oleh Miller sebagai berikut: “Pendidikan kejuruan
secara umum, kurang lebih merupakan format penawaran bimbingan lapangan kerja
dan tindakan penempatan tenaga kerja untuk lulusan mereka”.
6. Perbedaan peran pendidikan jenis kelamin dipromosikan melalui pendidikan
kejuruan. Melalui pendidikan kejuruan dapat menghilangkan anggapan yang salah
terhadap pendapat yang mengatakan bahwa pendidikan kejuruan hanya untuk kaum
pria saja. Sesuai prinsip bahwa pendidikan kejuruan tidak membedakan kaum pria
dan wanita, memberikan kesempatan bagi semua orang untuk mendapatkan pendidikan
tersebut. Prinsip ini pada kenyataannya di dunia usaha/industri banyak
memerlukan tenaga kerja baik pria maupun wanita dengan keterampilan dan
pengetahuan yang memadai. Pekerjaan-pekerjaan tertentu malah memerlukan tingkat
ketelitian, kesabaran,kecermatan maupun kehalusan yang tinggi, hal ini
memerlukan tenaga wanita yang berasal dari pendidikan kejuruan.
7. Individu dengan kebutuhan khusus dilayani melalui pendidikan kejuruan.
Setiap individu/masyarakat mempunyai keinginan atau kebutuhan yang khusus yang
saling berbeda dengan yang lainnya. Pendidikan kejuruan menawarkan berbagai
program sesuai dengan kebutuhan tersebut.
8. Organisasi siswa adalah suatu corak pendidikan kejuruan integral.
Melalui pendidikan kejuruan dapat dibentuk berbagai macam kelompok peserta
didik yang terorganisir secara melembaga. Dalam pendidikan kejuruan dapat
dibeda-bedakan antara lain: pendidikan/sekolah teknik, bidang kedokteran,
bisnis, ekonomi, pertanian, kehutanan, industri, managemen, dan lain
sebagainya. “ pada dasarnya semua jenis pendidikan apapun tidak lain adalah
pendidikan kejuruan juga”.
9. Guru pendidikan kejuruan merupakan komponen guru profesi dan guru
jabatan. Guru merupakan komponen utama dalam pendidikan kejuruan, di samping
komponen lain yang harus ada, seperti:
a.
guru harus berkompeten secara khusus dibidang
yang akan diajar
b.
guru harus mengetahui bagaimana cara memberi
pengajaran
c.
guru harus berhadapan dengan suatu kelompok
permasalahan yang melibatkan pengetahuan siswa dan bisa dihadapi secara khusus.
d.
guru harus mempunyai suatu pengalaman mendidik
yang luas .
10.
Suatu etos kerja (work ethic)
dipromosikan melalui pendidikan kejuruan. Menurut Slamet PH, etos (ethic)
dapat diinterpretasikan sebagai kebiasaan, kecenderungan modal, sikap terhadap
sesuatu, atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Jadi etos kerja
dapat diartikan sebagai kebiasaan kerja, kecendrungan modal kerja atau
pandangan hidup tentang kerja. Sehingga dapat dikatakan semakin tinggi etos
kerja seseorang akan semakin tinggi dalam prestasi kerjanya. Melalui pendidikan
kejuruan, seseorang dapat meningkatkan etos kerjanya, prestasi kerjanya, dan
akhirnya dapat menunjukkan produktivitas yang tinggi. Oleh karena itu dalam
pendidikan kejuruan, di samping menekankan segi skill, tetapi juga segi afektif
dan knowlegde pada umumnya. Di mana hal tersebut pada pendidikan non kejuruan
tidak akan dijumpai.
Prinsip pendidikan kejuruan menurut Barlow
(1974):
1. dikembangkan dan diselenggarakan untuk warganegara
2. disediakan melalui pendidikan secara umum
3. variabel pendidikan kejuruan dibuat untuk semua
4. Integrasi teori dan praktek di dalam pendidikan kejuruan
5. Melibatkan pemberi kerja di dalam program kejuruan
6. Melibatkan pemerintah secara umum di dalam pendidikan kejuruan,
khususnya dalam penetapan standard yang diinginkan dan pemerintah menyediakan
dana untuk program
7. Menyediakan penguasaan belajar (mastery learning) dan instruksi
secara individual.
Prinsip pendidikan kejuruan menurut Muller
(1986):
1. Kesadaran akan karir. Kesadaran akan karir merupakan bagian penting
dalam pendidikan kejuruan khusunya pada proses awal pendidikan itu sendiri.
2. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang menyeluruh dan merupakan
bagian dari masyarakat (public system)
3. Kurikulum dalam pendidikan kejuruan berdasarkan atas kebutuhan-kebutuhan
dunia kerja/dunia industri.
4. Jabatan atau pekerjaan dalam kelompok/keluarga sebagai salah satu
pengembangan kurikulum pendidikan kejuruan khususnya pada tingkat menengah.
5. Inovasi merupakan bagian yang sangat ditekankan dalam pendidikan
kejuruan
6. Seseorang dipersiapkan untuk dapat memasuki dunia kerja melalui
pendidikan kejuruan.
7. Keselamatan merupakan unsur penting dalam pendidikan kejuruan.
8. Pengawasan dan meningkatan pengalaman okupasi/pekerjaan dapat diberikan
melalui pendidikan kejuruan.